Novel sastra
: Belantik ( Bekisar Merah 2)
Karya : Ahmad Tohari
Pak Handarbeni yang siang itu
mendapat telepon dari Pak Bambung, sedang tampak gelisah. Pasalnya Pak Bambung
meminta Lasi, seorang bekisar yang sekarang ini menjadi istri muda Pak
Handarbeni untuk menemaninya. Pak Handarbeni pun tak dapat menolak keinginan
Pak Bambung. Meskipun bukan siapa-siapa namun dia sangat berpengaruh terhadap
pelaksanaan pemerintah, terutama dalam masalah perekonomian. Pak Bambung
memiliki banyak koneksi dengan para petinggi negara. Yang bisa saja membuat Pak
Handarbeni kehilangan jabatannya sebagai Direktur sebuah PT. Hingga dia
merelakan Lasi, bekisar kesayangannya jatuh dalam jeratan Pak Bambung. Lalu Pak
Handarbeni menghubugi Bu Lanting, mucikari yang dulu mempertemukannya dengan
Lasi. Agar dirinya mempersiapkan sebuah pertemuan antara Pak Bambung dengan
Lasi.
"Sudahlah, jangan membuat dadaku
bertambah sakit. Atur saja Lasi dan aturlah kencannya dengan si sialan itu.
Selanjutnya aku tak mau tahu lagi. Aku hanya meminta laporan apabila semuanya
sudah selesai. Dan jangan lupa waktumu hanya sampai sabtu pagi, tinggal empat
hari lagi." ucap Pak Handarbeni.
"Ya Bos. Tenang saja dan
teruslah cari duit untuk membeli bekisar baru. He-he-he. Bye-bye, Pak
Han..." seru Bu Lanting dari sebrang sana.
Bu Lanting pun mempersiapkan segala
sesuatunya. Mengajak Lasi ke Singapura dengan alasan berbelanja namun disana
Lasi dihadapkan pada Pak Bambung yang berambisi memilikinya. Akhirnya
konspirasi antara Pak Bambung, Pak Han, Bu Lanting diketahui Lasi.
Lasi merasa hidupnya tak utuh sebagai
istri seperti di Karangsoga dulu bersama Darsa. Meski kenyataannya dulu dia
dikhianati oleh Darsa. Darsa menghamili anak seorang dukun pijat. Lalu
pikirannya berlalu dari Darsa ke Kanjat. Teman kecilnya yang selalu membela
dirinya dulu dan selalu bersembunyi di balik badannya ketika bermain petak
umpet. Lasi tersadar dari lamunannya dan kembali terpukul bahwa Handarbeni
telah menceraikannya dan dirinya telah diserahkan pada Pak Bambung. Lasi seperti
orang yang tak tahu tujuan. Dirinya seperti tergerak sendiri menuju Karangsoga.
Disana ternyata Lasi ditakdirkan menjadi istri Kanjat meski secara siri. Kanjat
pun menemani Lasi untuk berangkat ke Sulawesi dan tinggal beberapa bulan di
sana untuk menghindar dari Pak Bambung. Namun pada saat Lasi dan kanjat hendak
meninggalkan losmen, untuk melanjutkan perjalanan. Bu Lanting dan Mayor Brenges
datang untuk membawa Lasi kembali pada Pak Bambung.
"Lasi tidak boleh ibu ajak
pergi. Dia sudah menjadi istri saya. Kami sudah menikah."cegah Kanjat.
"Apa ? Kalian sudah menikah
kampung , kan ?"kata Bu Lanting tajam.
"Kami sudah tahu semuanya dari
orang-orang Karangsoga. Kamu jangan berani bilang sudah menikahi Lasi. Sebab
kamu tidak bisa menunjukkan bukti surat nikah, kan ? Dan lihat, Pak Brangas
membawa surat resmi untuk membawa Lasi ke Jakarta. Bila perlu, dengan
paksa."
Hari-hari dilewati dengan penuh
kesedihan di rumah besar yang diberikan oleh Pak Bambung pada Lasi. Sampai
akhirnya dia menemukan semangat baru karena mendapati dirinya tengah mengandung
anak Kanjat. Sampai akhirnya Pak Bambung mengetahui Lasi hamil dan menyuruh
menggugurkan kandungannya. Namun Lasi tetap menolak. Dia telah berjanji akan
menjaga anaknya itu meskipun harus mempertaruhkan nyawanya.
Tak berselang lama Bambung dinyatakan
sebagai koruptor dan dilakukan pemeriksaan terhadapnya. Sehingga semua aset
disita dan deposito di bank juga dibekukan. Tak terkecuali Lasi, yag kini
tengah mengandung dan usia kandungannya telah lima bulan. Dia dijadikan saksi
atas ulah Bambung. Sehingga menjadi tahanan sementara. Karna kabar ini Kanjat
berusaha membebaskan Lasi dengan bantuan Blakasuta. Yaitu seorang pengacara
yang dulu satu kampus denganbKanjat.
"Aku
sungguh meng